Judul materi :
Waktu :
Durasi :
Lokasi :
Bentuk kegiatan :
Audiensi :
Poin-poin :
Output :
Catatan/ note bagi pembicara:
My Opini
Kamis, 16 Juni 2011
Selasa, 14 Juni 2011
TPA Galuga, kab. Bogor
TPA Galuga Merupakan salah satu tempat pembuangan sampah di kab. Bogor yang bertempat di desa Galuga kecamatan Cibungbulang,kab. Bogor. TPA ini telah beroperasi semenjak tahun 1986, penduduk di daerah ini mayoritas bekerja sebagai pemulung dan tukang pengumpul sampah.
Permasalahan yang saya perhatikan pada TPA ini adalah area lahan yang dijadikan tempat pembuangan sampah yang semakin hari semakin bertambah namun hasil sampah ini bisa menjadi pupuk cair ada instalasi air.
TPA Galuga setiap harinya beroperasi sekitar 11 jam dari pukul 06.00 s/d 17.00 untuk mengelola sampah, di TPA ini system yang digunakan oleh mengelola sampah adalah system open dumping yaitu dengan membuang sampah langsung ditempat tersebut tanpa ada perlakuan khusus sebelum dibuang dan ini merupakan system yang kebanyakan di pakai pada Negara miskin dan juga Negara berkembang salah satu nya Indonesia.
Namun, walaupun daerah ini masih menggunakan system open dumping, TPA ini tidak membiarkan sampahnya begitu saja, TPA ini memisahkan antara sampah organik dan sampah plastik dengan tujuan daur ulang kembali, sedangkan sampah organik di daur ulang untuk digunakan sebagai pupuk organik yang disebar ke seluruh daerah bogor, tanggerang dan Depok, Pengelola TPA Galuga memiliki banyak rencana untuk mengurangi sampah yang ada di galuga seperti pendaur ulangan namun, rencana ini tidak dapat direncanakan dari hasil penelitian sekitar 6% sampah yang ada di Galuga tidak dapat di daur ulang kembali sehingga pengelola TPA menerapkan system pembakaran dengan menggunakan tungku inseminator dan residu dari pembakaran data di gunakan untuk bahan baku pembuatan batako dan batu bata
Walaupun, sudah berbagai cara di gunakan untuk mengurangi sampah langkah ini dinilai masih belum efektif sehingga masih banyak menuai masalah dan kritikan dari masyarakat sekitar TPA tersebut hal ini dikarenakan banyak nya pencemaran lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar karena disebabkan oleh TPA ini, selain itu juga masyarakat sangat sulit untuk mendapatkan akses air bersih karena tercemar oleh berbagai kontaminan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh walaupun ada pengolahan air sampah menjadi air bersih yang digunakan untuk mengairi pertanian tapi pengolahan ini hanya buka 2 jam setiap harinya dan dan hanya untuk menyalakan mesin supaya tidak rusak.
selain itu juga untuk menambah daya tampung sampah dari daerah bogor dan sekitarnya di TPA Galuga ini terdapat pembebasan lahan yang masih produktif berupa sawah dan lahan pertanian lainya yang harus menjadi TPA juga sehingga opportunity cost dari TPA ini sangat mahal.
Untuk itu TPA Galuga memerlukan sitem yang komparatif dan relevan dalam pengolahan sampah, system open dumping tidak akan mampu menahan jumlah sampah yang setiap harinya terus bertambah dalam jangka yang panjang. Oleh karena itu diperlukan system sampah dari hulu samai hilir untuk mengatasi permasalahan sampah dalam jangka panjang.
Permasalahan yang saya perhatikan pada TPA ini adalah area lahan yang dijadikan tempat pembuangan sampah yang semakin hari semakin bertambah namun hasil sampah ini bisa menjadi pupuk cair ada instalasi air.
TPA Galuga setiap harinya beroperasi sekitar 11 jam dari pukul 06.00 s/d 17.00 untuk mengelola sampah, di TPA ini system yang digunakan oleh mengelola sampah adalah system open dumping yaitu dengan membuang sampah langsung ditempat tersebut tanpa ada perlakuan khusus sebelum dibuang dan ini merupakan system yang kebanyakan di pakai pada Negara miskin dan juga Negara berkembang salah satu nya Indonesia.
Namun, walaupun daerah ini masih menggunakan system open dumping, TPA ini tidak membiarkan sampahnya begitu saja, TPA ini memisahkan antara sampah organik dan sampah plastik dengan tujuan daur ulang kembali, sedangkan sampah organik di daur ulang untuk digunakan sebagai pupuk organik yang disebar ke seluruh daerah bogor, tanggerang dan Depok, Pengelola TPA Galuga memiliki banyak rencana untuk mengurangi sampah yang ada di galuga seperti pendaur ulangan namun, rencana ini tidak dapat direncanakan dari hasil penelitian sekitar 6% sampah yang ada di Galuga tidak dapat di daur ulang kembali sehingga pengelola TPA menerapkan system pembakaran dengan menggunakan tungku inseminator dan residu dari pembakaran data di gunakan untuk bahan baku pembuatan batako dan batu bata
Walaupun, sudah berbagai cara di gunakan untuk mengurangi sampah langkah ini dinilai masih belum efektif sehingga masih banyak menuai masalah dan kritikan dari masyarakat sekitar TPA tersebut hal ini dikarenakan banyak nya pencemaran lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar karena disebabkan oleh TPA ini, selain itu juga masyarakat sangat sulit untuk mendapatkan akses air bersih karena tercemar oleh berbagai kontaminan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh walaupun ada pengolahan air sampah menjadi air bersih yang digunakan untuk mengairi pertanian tapi pengolahan ini hanya buka 2 jam setiap harinya dan dan hanya untuk menyalakan mesin supaya tidak rusak.
selain itu juga untuk menambah daya tampung sampah dari daerah bogor dan sekitarnya di TPA Galuga ini terdapat pembebasan lahan yang masih produktif berupa sawah dan lahan pertanian lainya yang harus menjadi TPA juga sehingga opportunity cost dari TPA ini sangat mahal.
Untuk itu TPA Galuga memerlukan sitem yang komparatif dan relevan dalam pengolahan sampah, system open dumping tidak akan mampu menahan jumlah sampah yang setiap harinya terus bertambah dalam jangka yang panjang. Oleh karena itu diperlukan system sampah dari hulu samai hilir untuk mengatasi permasalahan sampah dalam jangka panjang.
contoh pendahuluan, rumusan masalah dalam pembuatan makalah
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh perairan berupa laut yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan Samudera Pasifik. Pekerjaan yang mendominasi di wilayah perairan khususnya bagian pesisir adalah sebagai nelayan tradisional yang subsisten. Salah satunya rumput laut, namun masih kurang dalam hal pembudidayaan secara massal. Hal ini tidak mengherankan karena keterbatasan informasi dan teknologi membuat rumput laut bukan primadona masyarakat pesisir seperti hal-nya hasil perikanan lainnya.
Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja, dan pendapatan penduduk. Sumber daya kelautan tersebut mempunyai keunggulan komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat dimanfaatkan dengan biaya eksploitasi yang relatif murah sehingga mampu menciptakan kapasitas penawaran yang kompetitif. Di sisi lain, kebutuhan pasar sangat besar karena kecenderungan permintaan pasar global yang terus meningkat. Untuk memenuhi hal tersebut maka akselerasi pembangunan kelautan merupakan sebuah jawaban yang tepat.
Rumput laut telah dikenal sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu di Indonesia maupun di manca negara. Pada umumnya rumput laut digunakan sebagai bahan makanan dan minuman, namun seiring dengan berkembangnya IPTEK dewasa ini rumput laut dapat di kembangkan dan manfaatkan dalam berbagai macam industri misalnya tekstil, kosmetik, dan industri kefarmasian.
1.1 Rumusan Masalah
1. Berapa besar kebutuhan manusia terhadap rumput laut
2. Bagaimanakah pemasaran rumput laut
3. Seberapa besar kontribusi Indonesia dalam menyediakan rumut laut untuk memenuhi kebutuhan dunia.
1.2 Tujuan
a. Memberikan informasi dan info kepada petani pesisir tentang pentingnya rumput laut sehingga dapat di budidayakan oleh petani pesisir.
b. Memberikan info tentang Metode yang dapat digunakan dalam pembudidayaan rumput laut
c. Memberikan info bagaimana cara penjualan rumput laut dan kepada siapa rumput laut itu dijual sehingga petani rumput laut mendapatkan keuntungan lebih besar
d. Info tentang permintaan akan rumput laut terus meningkat setiap tahunya
Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh perairan berupa laut yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan Samudera Pasifik. Pekerjaan yang mendominasi di wilayah perairan khususnya bagian pesisir adalah sebagai nelayan tradisional yang subsisten. Salah satunya rumput laut, namun masih kurang dalam hal pembudidayaan secara massal. Hal ini tidak mengherankan karena keterbatasan informasi dan teknologi membuat rumput laut bukan primadona masyarakat pesisir seperti hal-nya hasil perikanan lainnya.
Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja, dan pendapatan penduduk. Sumber daya kelautan tersebut mempunyai keunggulan komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat dimanfaatkan dengan biaya eksploitasi yang relatif murah sehingga mampu menciptakan kapasitas penawaran yang kompetitif. Di sisi lain, kebutuhan pasar sangat besar karena kecenderungan permintaan pasar global yang terus meningkat. Untuk memenuhi hal tersebut maka akselerasi pembangunan kelautan merupakan sebuah jawaban yang tepat.
Rumput laut telah dikenal sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu di Indonesia maupun di manca negara. Pada umumnya rumput laut digunakan sebagai bahan makanan dan minuman, namun seiring dengan berkembangnya IPTEK dewasa ini rumput laut dapat di kembangkan dan manfaatkan dalam berbagai macam industri misalnya tekstil, kosmetik, dan industri kefarmasian.
1.1 Rumusan Masalah
1. Berapa besar kebutuhan manusia terhadap rumput laut
2. Bagaimanakah pemasaran rumput laut
3. Seberapa besar kontribusi Indonesia dalam menyediakan rumut laut untuk memenuhi kebutuhan dunia.
1.2 Tujuan
a. Memberikan informasi dan info kepada petani pesisir tentang pentingnya rumput laut sehingga dapat di budidayakan oleh petani pesisir.
b. Memberikan info tentang Metode yang dapat digunakan dalam pembudidayaan rumput laut
c. Memberikan info bagaimana cara penjualan rumput laut dan kepada siapa rumput laut itu dijual sehingga petani rumput laut mendapatkan keuntungan lebih besar
d. Info tentang permintaan akan rumput laut terus meningkat setiap tahunya
Minggu, 12 Juni 2011
negeri yang entah berantah
Korupsi, suap bukanlah hal yang aneh di Negara ini bahkan kata korupsi sudah sering bahkan sudah berkerak di telinga masyarakat Indonesia, tidak jarang setiap hari terlihat di media baik televisi, radio, Koran, majalah, kabanyakan selalu menyinggung masalah korupsi. Karena memang itulah salah satu musuh Negara kita yang belum bisa dikalahkan. Untuk menumpasnya bukanlah hal yang mudah perlu keseriusan pemerintah, masyarakat, dalam memeranginya sangat di butuhkan, lalu kenapa korupsi, suap susah untuk dibasmi di Indonesia??? Apakah pemerintah tidak berkerja dalam memberantas ini??,pemerintah sebenarnya telah bersusah payah untuk menumpas hal yang bernama korupsi namun, banyak juga yang menentang pembasmian tersebut, bahkan tidak jarang pembasmi yang dimasukkan ke dalam penjara.
sebenarnya korupsi, suap tidak jauh berbeda dengan seorang polisi menangkap seorang pencuri, perbedaanya adalah ketika polisi menangkap maling atau pencuri sang pencuri tidak punya apa apa ya iyalah orang miskin, tapi berbeda dengan koruptor ketika akan ditangkap uanglah yang berbicara. Maka tidak jarang hukuman seorang nenek mencuri satu buah piring dan buah jeruk, dengan seorang koruptor yang mencuri ratusan juta bahkan teriliunan rupiah.
Apakah masyarakat mendukung seseorang untuk melakukan korupsi??, secara tidak langsung sebenarnya masyarakat telah mendukung seseorang untuk melakukan korupsi, kesalah fatal yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah ketika selesai berurusan dengan salah satu pegawai instansi pemerintah masyarakat selau memberikan salam tempel ( salam yang berisikan sejumlah uang) dengan alasan mudah mudahan urusan cepat selesai. Tapi sebenarnya inilah salah satu yang menyebabkan banyaknya orang yang korupsi di negeri ini.
Lalu apakah hukuman yang sepantasnya bagi seorang koruptor apakah hanya sebatas penjara yang bisa pulang pergi ke bali untuk menonton tennis? atau haruskah dibunuh??,jika dipandang melalui kaca mata agama Di dalam agama islam sudah di atur tentang tentang bagaimana menghukum seorang koruptor/ pencuri, hanya dengan POTONG TANGAN secara silang, jika dia mengambil uang sekian maka potong tanganya satu ( baik yang kanan atau yang kiri) namun jika belum juga kapok bisa diteruskan ke tangan yang satunya lagi, begitulah seterusnya, apakah terlihat kejam?? Tidak, memang itulah hukuman bagi seorang koruptor, apakah itu melanggar HAM? Tidak, koruptor lebih melanggar HAM dengan membunuh masyarakat secara diam diam.
sebenarnya korupsi, suap tidak jauh berbeda dengan seorang polisi menangkap seorang pencuri, perbedaanya adalah ketika polisi menangkap maling atau pencuri sang pencuri tidak punya apa apa ya iyalah orang miskin, tapi berbeda dengan koruptor ketika akan ditangkap uanglah yang berbicara. Maka tidak jarang hukuman seorang nenek mencuri satu buah piring dan buah jeruk, dengan seorang koruptor yang mencuri ratusan juta bahkan teriliunan rupiah.
Apakah masyarakat mendukung seseorang untuk melakukan korupsi??, secara tidak langsung sebenarnya masyarakat telah mendukung seseorang untuk melakukan korupsi, kesalah fatal yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah ketika selesai berurusan dengan salah satu pegawai instansi pemerintah masyarakat selau memberikan salam tempel ( salam yang berisikan sejumlah uang) dengan alasan mudah mudahan urusan cepat selesai. Tapi sebenarnya inilah salah satu yang menyebabkan banyaknya orang yang korupsi di negeri ini.
Lalu apakah hukuman yang sepantasnya bagi seorang koruptor apakah hanya sebatas penjara yang bisa pulang pergi ke bali untuk menonton tennis? atau haruskah dibunuh??,jika dipandang melalui kaca mata agama Di dalam agama islam sudah di atur tentang tentang bagaimana menghukum seorang koruptor/ pencuri, hanya dengan POTONG TANGAN secara silang, jika dia mengambil uang sekian maka potong tanganya satu ( baik yang kanan atau yang kiri) namun jika belum juga kapok bisa diteruskan ke tangan yang satunya lagi, begitulah seterusnya, apakah terlihat kejam?? Tidak, memang itulah hukuman bagi seorang koruptor, apakah itu melanggar HAM? Tidak, koruptor lebih melanggar HAM dengan membunuh masyarakat secara diam diam.
Langganan:
Postingan (Atom)